Selasa, 12 April 2011

pak kalla

Secara kasat mata suasana psikologi masyarakat Indonesia sangat berpengaruh dalam menentukan pergantian presiden-presiden kita, psikologi masyarakat Indonesia saat ini cenderung untuk memilih calon presiden berdasarkan image dan pencitraan yang baik dimata publik, watak seseorang pasti dipengaruhi budaya asal daerah mereka pak Kalla contohnya beliau lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, orang bugis sudah terkenal berwatak keras dan tegas, pak Kalla mewarisi gaya khas orang bugis, walaupun beliau keras namun cara pembawaan dalam keseharian dan pidatonya beliau juga bisa humoris.

Masyarakat Indonesia harunya mampu lebih objektif dalam memilih calon pemimpin mereka, apalagi dengan banyaknya masalah yang dihadapi negeri kita tercinta ini, secara rasional kita tentu tidak butuh pemimpin yang lamban dalam membuat kebijakan, Indonesia selanjutnya, bila dibandingkan negara tetangga kita Malaysia, kita sudah terlalu jauh tertinggal padahal dulu Malaysia masih mengirimkan warganya untuk belajar di Indonesia, namun sekarang kita justru yang mengirimkan warga kita untuk bekerja disana ini sungguh ironis. Masyarakat Indonesia mulai sekarang harus dirubah cara berpikirnya atau mindset karena sudah terbukti dengan psikologi berpikir yang memilih presiden berdasarkan image boleh dibilang gagal, presiden kita sekarang yang di elu-elukan karena pembawaanya yang tenang dan tidak gegabah ini lebih menonjolkan citra baik di depan publik untuk kepentingan karir politiknya dari pada menyelesaikan permasalahan di negeri ini, meskipun setiap karakter capres kita berbeda, tapi kita harusnya peka sosok seperti apa yang dibutuhkan Indonesia sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar