Pernahkah
Anda membayangkan untuk hidup di zaman sekarang tanpa uang? Mungkin
Anda akan berpikir bahwa saya menanyakan pertanyaan konyol. Tentu saja
tidak mungkin untuk hidup tanpa uang di zaman sekarang ini. Namun, saya
akan menunjukkan pada Anda bukti nyata bahwa hidup tanpa uang bukanlah
hal yang mustahil.
Daniel
Suelo, seorang pria berusia 51 tahun telah memilih untuk hidup tanpa
uang. Ia telah meninggalkan duniawi dan beralih untuk hidup di alam
bebas. Ia tinggal di dalam sebuah gua yang berada di gurun Utah,
Amerika.
Berawal pada tahun 2000, dimana terjadi krisis ekonomi secara besar
besaran di Amerika. Ia kemudian memutuskan untuk meninggalkan $30, uang
terakhir yang dimilikinya di sebuah kotak telepon umum. Setelah
meninggalkan uangnya, ia pun segera berjalan ke padang gurun Moab, Utah.
Sejak saat itu, ia bertekad untuk hidup mengembara tanpa uang sepeser
pun. Temannya menganggap bahwa Suelo sudah gila.
Lahir dalam sebuah keluarga yang memiliki pandangan ultra-konservatif
fundamentalis, membuat Suelo menjadi orang yang sangat agamawi ketika ia
tumbuh dewasa. Namun, ketika masuk ke perguruan tinggi, pandangannya
mulai terbuka. Suelo memeriksa kembali keyakinannya dan memutuskan bahwa
uang adalah suatu hal yang menimbulkan kesenjangan antara orang kaya
dan miskin. Di dunia kapitalis modern ini, segala sesuatunya diukur
dengan uang. Kaya dan miskin, dinilai dari uang yang dimiliki seseorang.
Hal itu membuat Suelo muak. Menurutnya, dunia kapitalis ini membuat
masyarakatnya bersifat konsumerisme. Sehingga di zaman modern ini, dunia
kita dipenuhi oleh orang - orang yang tamak dan serakah. Suelo sendiri
mengatakan bahwa sebenarnya gaya hidup masyarakat Amerika sudah menjadi
gaya hidup yang konsumerisme. Dan jika semua orang hidup dengan gaya
hidup seperti itu, maka dunia akan benar benar runtuh, bahkan lebih
cepat dari yang Anda duga. Pemikiran seperti itulah yang akhirnya
membuat Suelo memutuskan untuk meninggalkan duniawi.Ia
akhirnya menemukan sebuah gua di tepi tebing di Taman Nasional Arches,
Utah. Lalu Suelo pun membangun rumahnya di dalam gua yang berdimensi 200
m x 50 m itu dan telah tinggal di sana selama 12 tahun. Gaya hidupnya
berubah total saat itu. Ia mencari makan dengan berburu, minum dari mata
air, mandi di sungai dan membuat tempat tidurnya sendiri.
Namun, gaya hidupnya yang sederhana ini telah menjadi inspirasi bagi
banyak masyarakat Amerika yang mengalami krisis ketika keadaan
perekonomian Amerika mulai terperosok jatuh. Salah satunya adalah Mark
Sundeen, sahabat Suelo. Pada awalnya, Sundeen menganggap Suelo sudah
gila pada tahun 2000 ketika Suelo memutuskan untuk tinggal di gua.
Namun, setelah Sundeen mengalami kejatuhan ekonomi pada tahun 2008, ia
mulai mempertimbangkan kehidupan Suelo. Akhirnya, Sundeen pun bertekad
untuk mengikuti jejak Suelo. Sundeen mengikuti Suelo, dan sejak itu,
Sundeen mulai menulis sebuah buku mengenai kehidupan Suelo. Buku
biografi gaya hidup Mark Suelo yang ditulis oleh Mark Sundeen berjudul
The Man Who Quit Money. Sundeen menuliskan bahwa Suelo pada awalnya
hidup dengan cara berburu makanan sendiri dan bergantung pada kemurahan
hati orang lain. Ia tidak usah membayar pajak, bahkan Suelo pun tidak
menerima bantuan apapun dari pemerintah.
Di
dalam buku yang ditulis Sundeen, Suelo berkata,Filosofi saya adalah
dengan menggunakan apa yang diberikan dengan kemurahan hati atau yang
sudah dibuang oleh orang lain. Suelo menambahkan bahwa di dunia
kapitalis Amerika sekarang, masyarakat Amerika dirancang sedemikian rupa
agar tergantung pada uang. Mereka dipaksa untuk memiliki uang dan
menjadi bagian dari dunia kapitalis. Hidup di luar dari itu adalah
ilegal. Berbekal pemikiran dan filosofi tersebut, Suelo pun akhirnya
meninggalkan tidak hanya uang saja, tapi juga SIM dan paspornya. Suelo
pun mengubah namanya dari Shellabarger menjadi Suelo. Suelo adalah
bahasa Spanyol yang berarti `soil` atau tanah.
Sejak saat itu Suelo telah tinggal di luar rumah, berkemah di padang
gurun, tinggal di gua, dan menghabiskan malam di rumah orang asing. Dan
akhirnya Suelo memutuskan untuk menetap di gua yang terletak di tepi
tebing Taman Nasional Arches. Di dalam gua tersebut, Suelo membuat
tempat tidur dari batu, mengais makanan, minum dari mata air dan mandi
di sungai.
Setiap pendaki yang singgah disambut untuk tinggal bersamanya. Di sana,
Suelo berbagi rumah, buku-bukunya dan bunga liar serta bibit kaktus yang
dia makan dengan para pendaki yang singgah.
Suelo mempunyai tujuan hidup yang berbeda dari orang lain, yaitu dengan
menerima sesedikit mungkin dan memberi dengan sebanyak mungkin. Suelo
ingin meninggalkan jejak ekologis hanya sedikit, namun memberikan
kontribusi yang besar bagi dunia ini. Demikian pengakuan Suelo kepada
salah satu sahabatnya, Damian Nash, The Atlantic. sumber kaskus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar