Selasa, 29 Maret 2011

Mahasiswa dan Ideologi yang Tergadai


Banyak orang yang menggebar-geborkan tentang ideologi,dari mulai orang pintar yang sukses, para ahli dibidangnya sampai orang pintar yang tidak sukses juga ikut-ikutan berbicara tentang pentingnya ideologi. Ya, memang setiap orang harus mempunyai sebuah ideologi yang jelas didalam dirinya, karena kenapa? Ideologi adalah sesuatu yang harus diperjuangkan dan dipegang teguh selama dia hidup, kalau hal tersebut tidak begitu, maka tidak bisa disebut sebagai ideologi. Seperti kata Francis Bacon Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup.

Memasuki tataran kampus, dimana mahasiswa yang mencoba mencari ideologinya, salah satu caranya bisa melalui organisasi intra atau ekstra kampus. Mereka dituntut bisa menyampaikan pendapatnya didalam sebuah forum, dimana akan terjadi proses dialektika antara para mahasiswa. Tanpa mereka sadari proses tersebut akan membentuk sebuah ideologi yang mereka perjuangkan didalam forum tersebut. Lalu di masyarakat, mahasiswa dianggap sebagai “mulut” dari  rakyat kecil dimana rakyat kecil bisa disebut sebagai orang yang menjadi korban atas kebijakan-kebijakan dari pemerintah yang berkuasa. Mahasiswa di harapkan bisa sebagai pahlawan yang membela rakyat kecil. Cara yang paling sederhana dan paling bisa ditebak adalah dengan melakukan demo, ya demo adalah cara klise mahasiswa untuk menyuarakan aspirasi dari rakyat kecil. Dalam hal ini ideologi mahasiswa sudah terbentuk, dimana mereka berfikir bahwa mereka ada karena untuk membela kaum yang tertindas.
            Pasca lulus dari perguruan tinggi banyak mahasiswa yang menggadaikan ideologinya, fenomena seperti ini banyak kita rasakan dimana sewaktu masih beralmamater para mahasiswa berteriak “ bela kaum miskin, sejahterakan rakyat, berikan kami keadilan” teriakan-teriakan seperti itu yang ada saat berdemonstrasi dirasakan hilang pada saat mahasiswa sudah meninggalkan tataran kampus. Saya yakin para pejabat yang duduk di senayan sana juga memilki sebuah ideologi yang mulia ketika belum menjadi anggota dewan yang terhormat atau mungkin menjadi mahasiswa. Contohnya saja bapak Budiman sujatmiko, dia adalah seorang aktivis 1998 ketika menggulingkan rezim Soeharto, sampai-sampai dia masuk penjara. Namun ketika dia sudah menjadi anggota dewan yang dikelilingi oleh fasilitas mewah dan harta melimpah, malah bisa dibilang “ideologinya tergadai” kinerja yang diharapkan bisa membuat perubahan seperti saat dia berteriak dijalan waktu menjadi seorang demonstran dulu, hasilnya kini nol besar. Dia hanya memikirkan dirinya sendiri.
 Lalu beberapa pertanyaan muncul dari benak saya,
1.    Akanakah para mahasiswa hanya bisa berteriak tentang keadilan dan penindasan ketika dia beralmamater saja?
2.    Akankah tuntutan mereka akan hilang ketika mereka lulus?
3.    Segampang itukah mereka menggadaikan ideologi, dengan tupukan harta dan silaunya tahta?

Nb: Siapa tahu para pejabat yang koruptor, waktu mahasiswa dulunya itu seorang demonstran.
Ternyata menulis itu tidak mudah, masih mending demo dijalan.
Hidup rakyat miskin.......................!
He..........he..........he..........he.............!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar